6. Etika dalam Public Speaking
- Menghormati
audiens dengan menggunakan bahasa yang sopan.
- Tidak
menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan.
- Menjaga
sikap profesional saat berbicara.
Etika dalam Public Speaking: Kunci Menjadi
Pembicara Berkelas
Public
speaking bukan hanya soal berbicara di depan banyak orang, tetapi juga
bagaimana kita membawa diri dan menghormati audiens. Seorang pembicara yang
baik tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga memahami etika dalam public
speaking. Mengapa ini penting? Karena etika dalam berbicara di depan umum menentukan
apakah pesan kita diterima dengan baik atau justru diabaikan. Nah, dalam
artikel ini, kita akan membahas tiga prinsip utama dalam etika public speaking:
menghormati audiens,
tidak menyebarkan informasi
palsu atau menyesatkan, dan menjaga sikap profesional saat berbicara.
1.
Menghormati Audiens dengan Menggunakan Bahasa yang Sopan
Bayangkan
kamu menghadiri sebuah seminar, lalu pembicaranya menggunakan bahasa yang kasar
atau tidak menghargai pendapat audiens. Bagaimana perasaanmu? Pasti tidak
nyaman, bukan? Oleh karena itu, menghormati audiens adalah etika utama dalam
public speaking.
a.
Gunakan Bahasa yang Sopan dan Sesuai
Bahasa
yang digunakan dalam public speaking haruslah sopan, menghargai audiens, dan
sesuai dengan konteks. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
·
Hindari
kata-kata kasar atau ofensif
– Meskipun ingin berbicara dengan gaya santai, tetaplah menjaga kesopanan.
·
Gunakan
bahasa yang mudah dipahami
– Jangan menggunakan bahasa yang terlalu tinggi jika audiensnya bukan dari
kalangan akademisi.
·
Sesuaikan
dengan budaya audiens
– Jika berbicara di depan audiens dari latar belakang yang berbeda, pahami
norma budaya mereka agar tidak menyinggung perasaan.
b.
Dengarkan dan Hargai Pendapat Audiens
Public
speaking bukan hanya soal berbicara, tetapi juga mendengarkan. Jika audiens
mengajukan pertanyaan atau memberikan pendapat, dengarkan dengan baik dan
jangan meremehkan mereka. Beri tanggapan dengan penuh hormat, bahkan jika
pendapat mereka berbeda denganmu.
2.
Tidak Menyebarkan Informasi Palsu atau Menyesatkan
Sebagai
pembicara, kita memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi yang benar
dan dapat dipercaya. Menyampaikan informasi palsu atau menyesatkan bukan hanya
tidak etis, tetapi juga bisa merugikan audiens.
a.
Pastikan Informasi yang Disampaikan Akurat
Sebelum
berbicara, pastikan data dan fakta yang kamu gunakan benar-benar valid.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan:
·
Gunakan
sumber yang kredibel
– Jangan hanya mengambil informasi dari media sosial yang belum tentu benar.
·
Cek
ulang sebelum menyampaikan
– Jika ada statistik atau fakta, pastikan angka dan detailnya sudah benar.
·
Jangan
menyebarkan hoaks atau rumor
– Jika belum yakin dengan kebenaran suatu informasi, lebih baik tidak
menyampaikannya.
b.
Akui Jika Tidak Tahu Jawabannya
Tidak
ada yang tahu segalanya. Jika ada audiens yang menanyakan sesuatu yang tidak
kamu ketahui, lebih baik jujur daripada mengarang jawaban. Katakan saja,
"Saya belum memiliki informasi tentang itu, tapi saya akan mencari
tahu." Ini lebih baik daripada memberikan jawaban yang menyesatkan.
3.
Menjaga Sikap Profesional Saat Berbicara
Sikap
profesional adalah kunci agar audiens menaruh rasa hormat kepada pembicara.
Profesionalisme dalam public speaking mencakup banyak hal, mulai dari cara
berpakaian, gestur tubuh, hingga bagaimana menghadapi situasi tak terduga.
a.
Berpakaian dengan Rapi dan Sesuai
Penampilan
memang bukan segalanya, tapi dalam public speaking, penampilan bisa memengaruhi
bagaimana audiens menilaimu. Beberapa tips berpakaian saat berbicara di depan
umum:
·
Sesuaikan
dengan acara – Jika
berbicara dalam seminar formal, gunakan pakaian yang rapi dan profesional.
·
Jangan
terlalu mencolok –
Hindari pakaian yang terlalu mencolok atau mengganggu perhatian audiens.
·
Nyaman
dan percaya diri –
Gunakan pakaian yang membuatmu nyaman agar bisa berbicara dengan lebih percaya
diri.
b.
Bersikap Tenang dan Mengontrol Emosi
Terkadang,
saat berbicara di depan umum, kita bisa menghadapi audiens yang sulit,
pertanyaan yang menjebak, atau situasi yang tidak terduga. Sikap profesional
ditunjukkan dengan bagaimana kita menangani situasi tersebut.
·
Jangan
mudah terpancing emosi
– Jika ada audiens yang mengkritik atau bertanya dengan nada tinggi, tetaplah
tenang dan jawab dengan sopan.
·
Jangan
panik jika terjadi kesalahan teknis – Misalnya, jika ada gangguan pada mikrofon atau presentasi,
tetap tenang dan cari solusi dengan cepat.
·
Tetap
fokus pada pesan yang ingin disampaikan – Jangan terbawa suasana yang bisa mengganggu jalannya
presentasi.
c.
Gunakan Waktu dengan Efektif
Seorang
pembicara yang profesional harus bisa menghargai waktu. Jangan berbicara
terlalu lama hingga melebihi waktu yang ditentukan. Pastikan presentasi
berjalan sesuai jadwal dan tidak membuat audiens merasa bosan atau kelelahan.
Kesimpulan
Etika
dalam public speaking adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Menghormati audiens, menyampaikan informasi yang benar, dan menjaga sikap
profesional adalah tiga prinsip utama yang harus diterapkan oleh setiap
pembicara. Dengan memahami dan menerapkan etika ini, kita bisa menjadi
pembicara yang tidak hanya menarik, tetapi juga dihormati dan dipercaya oleh
audiens.
No comments:
Post a Comment